Jakarta (SI Online) - Akar masalah dari Rohingya adalah
rezim militer yang tengah berlangsung di negara Myanmar. Rezim tersebut
yang membuat etnis Muslim Rohingya tidak diakui status kewarganegaraan
mereka. Kekejaman yang dilakukan mereka menjadi sorotan publik
mancanegara. Bukan hanya itu nasib umat Islam Rohingya pun
terkatung-katung dengan mengungsi keberbagai penjuru dunia seperti
Indonesia dan juga Arab Saudi.
Konflik Rohingya tidak dapat dipisahkan dari latar belakang sejarah,
corak keagamaan, dan psikologi budaya kedua kelompok yang berseteru.
Saat ini gelombang pengungsi Rohingya telah mencapai lebih dari 12 ribu
jiwa di Indonesia.
Hadirnya biksu Ashin Wirathu dikenal sebagai sosok radikal yang menyeruakan kebencian terhadap keberadaan Muslim di Myanmar.
Penyebab sang biksu kejam lantaran dipicu dari trauma dengan negara
Indonesia yang diklaimnya dahulunya terkenal sebagai penganut agama
Buddha terbanyak yang lambat laun tergerus akan hadirnya umat Islam di
bumi Nusantara.
"Biksu ini (Ashin Wirathu) mempunyai trauma yang tinggi terhadap
Indonesia. Dirinya memiliki dendam kepada umat Islam, dan takut penganut
agama Buddha menjadi terkikis di negara Myanmar seperti yang terjadi
dulu di Indonesia," ujar Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas, Jumat
(22/5) seperti dikutip Republika Online.
Namun demikian, Ketua MUI Pusat ini meminta umat Muslim Indonesia agar
dapat menahan diri agar tidak tersulut dengan adanya permasalahan yang
terjadi di Myanmar.
"Sentimen Buddha jangan di balas di sini, umat Islam tak mengajarkan
balas dendam dan juga menghukum yang lemah tanpa belas kasih," ujarnya.
red: abu faza
source: Suara-islam.com
Dendam terhadap Islam, Motif Biksu Wirathu Usir Etnis Rohingya
Diposting oleh
Unknown
|
Label:
Berita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar